KERIS ADALAH SALAH SATU KARYA BANGSA YANG ADILUHUNG DAN SUDAH DIAKUI SEBAGAI KELOMPOK HARITAGE TERBAIK KARYA UMAT MANUSIA
DASAR
MEMILIH DAN MENILAI KERIS PUSAKA
Keris
Indonesia merupakan
karya agung warisan kerajaan masa silam, Tanggal 25 November 2005 Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa "UNESCO" telah mengukuhkan keris Indonesia
sebagai karya agung warisan budaya milik seluruh bangsa di dunia.
Keris merupakan karya seni warisan budaya bangsa yang mengandung nilai pesan keluhuran dan budi pekerti, karena itu Pemerintah telah memasukan Keris dalam Kurikulum pelajaran formal sebagai Ilmu Seni Budaya.
Keris merupakan karya seni warisan budaya bangsa yang mengandung nilai pesan keluhuran dan budi pekerti, karena itu Pemerintah telah memasukan Keris dalam Kurikulum pelajaran formal sebagai Ilmu Seni Budaya.
Cara Memilih dan Faktor Penentu Penilaian Pusaka/Keris :
a. Penilaian secara fisik
(eksoteri)
1. Wesi (besi) harus yang baik (kandungan karbon sangat kecil) dari
jenis yang bermutu.
2. Waja (baja) merupakan unsur kekuatan keris. kualitas baja yang
baik dapat menembus logam, misal: keris
karya Empu Brajaguna.
3. Garap, nilai karya (of working) harus cermat, teliti (digarap
baik), tempaan padat tidak akan mudah aus.
4.
Pamor, harus yang "Mapan" dan "Dados" artinya
bentuk dan tempatnya sempurna.
5. Sepuh (tua), makin tua sebuah pusaka akan makin memancarkan
getaran keindahan dan makin berbobot nilainya, misal pusaka jaman Mataram dan
sebelumnya.
6. Wutuh (utuh), bilah dan macam ricikan dasar keris sebaiknya utuh
dan tidak cacat.
7. Wangun, yaitu bentuk
pusaka yang menimbulkan anggapan apakah ia luwes, ramping, serasi, gagah,
pideksa, dsb.
8. Guwaya, raut muka, air muka (cemplexion), harus yang cerah (cahaya
yang dipancarkan) yaitu sesuatu yang menimbulkan anggapan yang agung, galak,
seram, dan lembut yang berupa sifat.
9. Ampuh, terpercaya khasiatnya, dapat diandalkan sebagai senjata
bela diri.
1. Mungguh, mutu keris harus seimbang dengan kedudukan sosial si
Pemakai.
1. Tangguh, tangguhnya harus "Lempoh" periodisasinya harus
jelas, tidak samar-samar.
b. Penialaian secara Non-fisik
(isoteri)
1.
Sejarah, berkaitan dengan silsilah
kepemilikan keris dan historis keampuhannya.
2.
Angsar, yaitu suasana dan pengaruh
yang ditimbulkan, dapat berupa ketentraman, kedamaian, kesejahteraan, dsb.
3.
Tayuh atau tanjek, forum dimaan terjadi "dialog" antara
"Isi" pusaka dengan calon pemiliknya atau pemiliknya
Ricikan Sebilah Keris
Keris terdiri dari keris lurus dan keris berlekuk ( luk
), sedangkan ricikan sebilah keris dikenal dengan nama dhapur keris.
Keris terdiri dari pesi atau gagang yang ditancapkan ke
pegangan ( handle / ukiran ), Gonjo dan Wilah.
Nama ricikan utama :
Pesi
Sirah cecak
Jangga
Waduk
Buntut
Ganja ,ada ganja iras yang menyatu dan ganja susulan yang
pisah dengan wilah
Ada ganja sirah cecak,buntuturang ,gulu melet,gendok dan
sabit ron. Selain itu ada ganja kinatah dihiasi emas,ganja sekar dihiasi
pamor,ganja mas kumambang pamornya diatas saja dan ganja wulung polos. Selain
itu ada juga istilah Ganja sebit rotan, Ganja cecak,ganja tekek,ganja Uceng
mati,ganja Cangkem Kodok,ganja Dungkil,ganja Wilud,ganja KelapLintah dan ganja
Sepang, dll.
Lambe Gajah
Wadidang
Bungkul
Pejetan, kalau dirasa seperti hasil pejetan tangan
Gandik
Kembang kacang
Jalen
Tikel Alis
Sogokan ngarep
Sogokan buri
Sor soran
Gulomilir
Kruwingan
Gusen ngarep
Gusenburi
Hada hada
Kudup
Pudak sategal
Sraweyan
Eri Pandan
Thingil
Jenggot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar