Rabu, 22 Oktober 2014

PAMOR KERIS



Pamor merupakan hiasan atau motif atau ornamen yang terdapat pada bilah tosan aji (Keris, Tombak, Pedang atau Wedung dan lain lainnya). Hiasan ini dibentuk bukan karena diukir atau diserasah (Inlay) atau dilapis tetapi karena teknik tempaan yang menyatukan beberapa unsure logam yang berlainan. Teknik tempa ini sampai saat ini hanya dikuasai oleh para Empu dari wilayah Nusantara dan sekitarnya saja (Malaysia, Brunei, Philipina dan Thailand) walau ada yang berpendapat asal teknik ini dari Tibet  atau Nepal, tetapi pendapat tersebut tidak beralasan sama sekali.
Diluar wilayah Nusantara dan sekitarnya biasanya hanya dikenal teknik Inlay saja seperti pedang dari Iran atau negara Eropa lainnya sehingga walau secara seni (art) tampak indah tetapi kesan “Wingit” nya tidak ada sama sekali. Ada kalanya Pedang buatan Empu diluar wilayah Nusantara terdapat juga Pamor, tetapi biasanya karena tanpa sengaja sewaktu dibuat pedang tersebut tercampur beberapa logam lainnya yang mengakibatkan timbulnya pamor tersebut, kadangkala munculnya pamor tersebut setelah pedang tersebut berumur ratusan tahun.
Ini pula yang mungkin menjadi dasar Empu di wilayah Nusantara (Khususnya Jawa) yang mengolah cara pencampuran berbagai logam sehingga terbentu pamor yang indah dan bernilai seni tinggi. Bahan pamor ini oleh kebanyakan penulis dari barat dikatakan dari bahan Nikel, padahal ini salah sama sekali karena berdasarkan penelitian oleh Bpk Haryono Aroembinang MSc (alm) dan beberapa ahli di BATAN Jogjakarta didapat bukti bahwa bahan itu adalah Titanium, suatu bahan yang baru pada abad 20 digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan angkasa luar, padahal empu kita sudah menggunakannya dari dulu.
Ini diterangkan sebagai berikut, ketika meteor masuk ke atmosfir bumi maka sebagian besar bahan tembaga, besi, nikel, timbel, kuningan terbakar hancur dan hanya titanium yang bertahan sampai bumi. Bahan baku pamor dahulu dibuat dari meteor yang terdapat dibumi sehingga keris jaman dulu banyak mengandung Titanium dan beratnya juga ringan. Terkenal dulu bahan pamor dari Luwu, Sulawesi Selatan yang dibawa oleh pedagang dari Bugis.
Bahan Pamor yang paling terkenal adalah Pamor Prambanan, saat ini ada di Kraton Surakarta diberi nama Kanjeng Kyai Pamor dan ukurannya sekarang tinggal sekitar 60x60x80 Cm sebesar meja kecil karena sudah banyak digunakan empu membuat karis pesanan dari Kraton. Setelah bahan meteorit susah didapat, barulah bahan Nikel digunakan, sehingga keris saat ini bobot nya biasanya lebih berat dari keris kuno.  

PAMOR MLUMAH, PAMOR MIRING.

Dilihat dari cara pembuatannya sebetulnya hanya dua cara pembuatan Pamor yang baik yaitu Mlumah dan Miring. Pamor mlumah adalah lapisan-lapisan pamornya mendatar sejajar dengan permukaan tosan aji sedangkan pamor miring lapisan pamornya tegak lurus permukaan bilah. Ada juga tosan aji yang dibuat dengan kombinasi pamor mlumah dan miring hanya saja pembuatannya sangat sulit, lebih sulit dari pembuatan pamor miring.
Pamor Mlumah biasanya bermotif Beras Wutah, Ngulit Semangka, Satria Pinayungan, Udan Mas, Wulan-wulan dan sebagainya, sedangkan Pamor Miring umumnya motif Adeg, Batu Lapak, Sodo Saeler, Tumpuk dll. Kesan Pamor Miring agak kasar bila diraba bilahnya dan nyekrak dibanding pamor mlumah.

Apabila lipatannya banyak, baik di pamor mlumah atau miring, maka hasilnya kemungkinan akan menjadi pamor luluhan, praktis pamor dan besi sudah “menyatu” walau tidak terlalu homogen, ini akan terlihat dengan menggunakan kaca pembesar. Pamor luluhan yang gampang terlihat antara lain di keris buatan Empu Pitrang dijaman Blambangan, diantara pamor Adeg pada beberapa bagian bilah tampak pamor luluan yang sepintas seperti pamor Nggajih.


Gambar atas     : Pamor Mlumah



Gambar bawah : Pamor Miring 






Kalau lipatannya lebih banyak lagi seperti buatan Empu Pangeran Sedayu maka pamor luluhan ini tidak tampak dengan mata telanjang dan sangat kecil atau tiad mungkin kena karat karena menyatunya bahan pamor dengan bahan besinya. 
Cara lainnya. 
Ada cara lain membuat pamor selain Mlumah dan Miring yaitu dengan cara mengoleskan bahan pamor ke bilah, biasanya bukan dari batu meteorit tetapi logam yang titik leburnya lebih rendah dari besi, caranya dengan menuangkan bahan tersebut yang cair kebilah besi yang membara kemudian dioleskan dengan ujung mancung (kelopak bunga) kelapa sebelum bahan cair tersebut mengeras dan dibuat pamor yang dikehendaki si Empu. Hasilnya umumnya kasar bila diraba dan pamor ini disebut Ngintip (dari Intip/Kerak nasi). 
Cara ini hanya digunakan Empu luar keraton, empu Desa atau disebut juga empu Njawi. Ada lagi cara membuat pamor dengan menyiramkan bahan pamor cair ke bilah membara dari pangkal keris keujungnya, pamornya dinamakan Nggajih karena menyerupai lemak.

 









          PAMOR REKAN dan PAMOR TIBAN 




Sewaktu membuat keris, Sang Empu berpasrah diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan saja bagaimana bentuk pamor yang terjadi maka biasanya pamor yang timbul disebut pamor Tiban, sedangkan bila selama pembuatan direka oleh sang Empu maka pamor yang terjadi disebut pamor rekan. Pamor rekan sering juga gagal dalam pembuatannya, misal sang empu ingin membuat pamor Ron Genduru tetapi jadinya malah Ganggeng Kanyut.  Sebenarnya agak sulit membedakan mana pamor rekan atau tiban karena bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda. 

PAMOR MUNGGUL

 Banyak yang menganggap pamor ini pamor titipan, selain itu banyak yang menganggap ini sebagai pamor tiban karena tidak bisa dibuat secara sengaja. 
Pamor ini seperti bisul menonjol sekitar 1 mm diatas permukaan bilah umumnya berbentuk lingkaran, baik bulat atau lonjong tetapi ada yang berbentuk gambar membujur lancip panjang. Letaknya bisa dibagian sor-soran, tengah ataupun pucuk. Bisa ditepi atau tengah bilah dan termasuk pamor yang baik serta dicari banyak orang. Bagaiman pamor ini timbul tidak bisa diterangkan secara pasti, tetapi diduga saat “masuh” atau membersihkan bahan keris dari kotoran, ada unsur logam lain yang menyelip dan lebih keras dari unsur logam besi, tetapi ini baru dugaan saja.



PAMOR AKHODIYAT.

Namanya kadang Akordiyat, Kodiyat atau Akadiyat. Wujudnya menyerupai lelehan dari tepi bentuk pamor dengan warna putih cemerlang keperakan dan lebih cemerlang dibanding keputihan pamor pada umumnya.
Ada yang menganggap sebagai pamor titipan atau “sifat” dari pamor tersebut, ternyata semua salah. Sebetulnya ini terjadi karena penempaan pamor tersebut dilakukan pada suhu yang tepat yang berbeda setiap bahannya, jadi susah diduga berapa suhu yang tepat itu, sehingga banyak yang sepakat bahwa pamor ini dikategorikan ke pamor tiban. Di Madura biasa disebut pamor “dheling”, kalau tersebar dipermukaan bilah disebut “dheling setong” dan dianggap mempunyai tuah baik. Pamor dheling yang terbaik terdapat di pucuk bilah dan disebut “dheling pucuk” dan atau dibagian peksi yang disebut “dheling peksi”. 

PAMOR TITIPAN.

         Pamor ini berbentuk rangkaian kecil yang merupakan perlambang atau tuah tertentu dan pamor ini jarang berdiri sendiri, umumnya tergabung dengan pamor lain yang lebih dominan, antara lain Beras Wutah, Pulo Tirto atau Pendaringan Kebak. Pamor ini ada yang merupakan pamor tiban, tidak sengaja dibuat seperti Pamor Rahala, Dikiling, Inkal, Putri Kinurung, Gedong Mingkem, Jung Isi Dunya, Telaga Membleng dll. Pamor titipan yang merupakan pamor rekan antara lain yang terkenal adalah Kuto Mesir, Kul Buntet, Udan Mas, Watu Lapak dll. Pamor Titipan yang merupakan pamor tiban dibuat bersama dengan pamor lainnya sedangkan yang rekan biasanya dibuat setelah pamor dominan jadi, merupakan pamur yang disusulkan.

SINARASAH, KINATAH dan ETSA.
 
Tidak semua lukisan atau gambar yang ada dibilah keris dikategorikan sebagai pamor, yang digolongkan sebagai pamor adalah gambar atau lukisan yang terjadi karena percampuran antara dua atau lebih bahan logam pembuat keris. Selain pamor juga sering kita temui yang disebut Kinatah, Serasah atau Sinarasah dan Etsa atau Kamalan. 
  
KINATAH. 

Gambaran atau lukisan pada logam yang disebabkan oleh kinatah atau ditatah/diukir logamnya dan menghasilkan gambar atau lukisan yang menonjol, bisa berupa tulisan, rajah, lukisan, motif bunga, daun, binatang dan lainnya. Diatas tonjolan itu biasanya dilapisi perak atau emas atau logam lain. Kinatah pada keris biasanya berupa ukiran Gajah Singa dibagian ganja keris yang menghadap ke ukiran/deder. Kinatah lain bisa juga untuk menghias seperti keris dapur Naga Sastra, Naga Keras, Singo Barong serta hiasan berupa lung-lungan, pari sawuli, kembang setaman dll. Kinatah yang menggunakan dua logam (missal emas dan perak) biasa disebut “Silih Asih”, umpamanya Kembang Setaman pada bagian daun dilapis emas dan bunganya dilapis perak. Kinatah yang menghiasi hampir seluruh permukaan bilah keris disebut “Kamarogan”.

SINARASAH.  

Hiasan Sinarasah atau Serasah ialah dengan membuat parit parit dipermukaan bilah berupa tulisan atau yang lain kemudian dituangkan cairan logam seperti emas atau perak baru dihaluskan. Teknik ini biasa disebut “Inlay”. Senjata yang terkenal dalam pembuatan inlay ini berupa pedang dari Iran (Persia). 
 
ETSA atau KAMALAN. 
 
Cara menghias dengan cara kimiawi, Cara tradisional dengan menggunakan bahan pelican sedang cara modernmenggunakan kimia. Banyak penipuan yang dilakukan dengan menggunakan cara ini. Pada dasarnya teknik ini dengan meluluhkan sebagian permukaan bilah secara kimiauntuk membuat lukisan atau tulisan tertentu dipermukaan bilah, yang paling sering diberi lukisan gambar wayang atau beberapa tulisan arab.  Cara etsa ini bagi yang tahu sangat mudah mengerjakannya sehingga bila tertipu maka ibaratnya pisau dapur pun bisa dibuat hiasan dan terlihat “bertuah”.

Dari ketiga cara diatas, yang paling baik adalah Cara Kinatah.

PAMOR PADA BAGIAN GANJA

Pamor kadang menghias bagian ganja juga, biasanya mempunyai warna sendiri yang berbeda dengan nama pamor bilah walau variasinya lebih sedikit. Ada yang mengatakan pamor di ganja ini juga mempunyai tuah. 
 
PAMOR WINIH.

  Mirip pamor Udan Mas tetapi setiap sisinya hanya ada satu atau dua  bulatan, kadang hanya satu sisi  dan satu bulatan saja. Kata Winih berasal dari “benih”. Seperti namanya , pamor ini dipercaya mempunyai daya untuk “menumbuhkan” suatu harapan. Juga dianggap baik bagi mereka untuk berdagang atau wiraswasta karena baik untuk pengembangan modal. 
PAMOR SUMBER. 

Seperti Pamor Winih, hanya bulatannya paling sedikit ada tiga (gambar diatas), tuahnya sama dengan pamor Udan Mas. 
 
PAMOR MAS KEMAMBANG.

Mirip kue lapis, ada yang hanya dua lapis tetapi ada yang berlapis-lapis. Baik untuk yang banyak berhubungan dengan orang karena memperlancar pergaulan.



PAMOR TUNDUNG MUNGSUH. 

      Ganja dengan pamor seperti ini jarang sekali terdapat dan biasanya hanya pada keris “TOP” saja, dilihat dari susunan besi dan bahan pamornya maka pamor ini mirip dengan pamor Ujung Gunung pada bilah keris dengan posisi yang melintang. Tuahnya menolak mara bahaya dan membuat lawan takut.


WULUNG. 

        Ganja Wulung yaitu ganja tanpa pamor, hitam kelam saja. Khasiatnya untuk memperkuat dan memperbesar daya tuah keris. Ganja wulung dianggap juga sebagai kamuflase terhadap jenis pamor pada wilahnya.

PERLAMBANG DAN TUAH 






Kebudayaan perlambang dimiliki oleh bangsa manapun, misalnya bendera kita merah putih yang melambangkan berani dan suci, demikian juga bentuk pamor pada tosan aji mempunyai perlambang tertentu. Bentuk yang cenderung bulatan atau lingkaran melambangkan sesuatu yang sifatnya keduniaan, lambing harapan atas rejaki dari Allah YME, ketentraman keluarga dan sebagainya. 
Bentuk yang mengarah kepersegi empat, siku atau sudut melambangkan harapan agar pemiliknya bisa bertahan terhadap segala sesuatu yang sifatnya tidak baik seperti godaan atau serangan baik phisik atau non-phisik. 
Bentuk seperti garis-garis baik yang membujur atau melintang bilah melambangkan fungsi menolak sesuatu yang tidak diinginkan, umpamanya menolak maksud jahat, angin ribut, hujan binatang buas dan sebagainya. Selain itu ada juga kombinasi ketiganya karena kebanyakan pamor justru mirip lukisan abstrak dan penuh perlambang. Untuk mengetahui cocok tidaknya suatu tosan aji dengan melihat perlambang pada pamor, diperlukan perasaan yan tajam, seperti orang yang menilai suatu lukisan diperlukan juga orang yang tahu seni lukis dan peka rasa seninya.


PENILAIAN PAMOR. 


Dalam menilai pamor ada beberapa macam dan kadang istilahnya khas Jawa seprti : 
Wujud Semuning Pamor 

1. Pamor Mrambut : kesan rabaannya terasa seperti meraba rambut, munculnya pamor dipermukaan bilah bagai serat-serat lembut dan halus dan biasanya terjadi di pamor Adeg terutama yang jenis pamor miring.
2. Pamor Nggajih : kesannya seperti berlemak, bagai lapisan lemak beku menempel dibilah.
3. Pamor Mbugisan : kesan penglihatan gradasi warna pamor tidak kontras. Batas antara tepi pamor dan bilah tidak terlalu nyata.
4.  Pamor Sanak/Nyanak : kesan penglihatan dan rabaan tidak terlalu jelas, jadi gambar pamor tidak terlalu jelas dan kalau diraba juga tidak jelas.
5. Pamor Kelem : pamor cukup jelas tetapi perbedaan warna dan kecemerlangan pamor dengan warna besi tak terlalu nyata, rabaannya kurang nyekrak tapi juga bukan lumer.
6. Pamor Ngintip : kesan rabaannya kasar tetapi tidak tajam. Jika dibandingkan dengan lukisan seperti lukisan dengan menggunakan palet bukan cat. 

Tanceping Pamor

Artinya kurang lebih kondisi tertancapnya bahan pamor pada besi bilah, ada tiga jenis yaitu : Pandes, Lumer Pandes dan Kumambang. Pamor Pandes, tertanam kuat pada bilah seolah mengakar dan tegas menyembul kebilah. Pamor Lumer Pandes, tertancap kuat pada bilah tetapi tidak terlalu tegas menyembul di bilah, bila diraba terasa halus, tidak nyekrak. Pamor Kumambang, kesannya mengambang pada bilah dan tidak terlalu kuat menempel pada bilah. Ketiganya sebetulnya hanya merupakan kesan pengelihatan dan rabaan setelah keris jadi dan tidak tersangkut dengan cara serta sistem pembuatannya.

Nb : Tolong ditambahkan atau dikoreksi apabila ada kekeliruan, segala masukan tentang budaya keris sangat saya harapkan, penjabaran diatas diambil dari berbagai sumber, saya hanyalah salah satu dari generasi muda yang mencoba belajar tentang budaya keris, jika ada salah mohon dimaafkan.
Posting berikutnya tentang nama-nama pamor disertai contoh gambar, mohon dukungan dari para pemerhati TA, salam rahayu...